Pernahkah Anda mendengar tentang terapi bekam? Mungkin Anda penasaran dengan metode pengobatan alternatif yang telah ada sejak ribuan tahun ini. Berasal dari Timur Tengah dan Tiongkok kuno, bekam kini semakin dikenal banyak orang, terutama karena klaimnya dalam membantu meredakan berbagai keluhan kesehatan, mulai dari nyeri hingga masalah kulit. Jika Anda ingin tahu lebih dalam, artikel ini akan mengupas tuntas berbagai potensi manfaat terapi bekam yang perlu Anda ketahui, berdasarkan informasi terkini dan tetap mengedepankan aspek keamanan.
Apa Sebenarnya Terapi Bekam Itu? Memahami Dasar Pengobatan Alternatif Ini
Terapi bekam, atau dikenal juga sebagai cupping therapy, adalah sebuah teknik pengobatan yang menggunakan cangkir khusus. Cangkir ini diletakkan di permukaan kulit untuk menciptakan tekanan vakum. Tujuannya adalah untuk menarik lapisan kulit dan otot di bawahnya. Proses ini dipercaya dapat merangsang aliran darah ke area tersebut, melemaskan jaringan ikat, dan bahkan membantu mengeluarkan apa yang secara tradisional disebut sebagai ‘darah kotor’ atau toksin dari dalam tubuh. Biasanya, area yang sering dibekam meliputi punggung, perut, lengan, bokong, atau kaki.
Metode ini bukanlah hal baru. Sejarah mencatat penggunaannya sejak ribuan tahun silam di peradaban Mesir kuno, Tiongkok, dan Timur Tengah. Secara tradisional, efek vakum diciptakan dengan membakar bahan seperti alkohol, herbal, atau kertas di dalam cangkir. Saat api padam, cangkir segera ditempelkan ke kulit. Udara yang mendingin di dalam cangkir akan menarik kulit ke atas, menyebabkan pelebaran pembuluh darah dan kulit tampak memerah. Namun, seiring perkembangan zaman, kini hadir metode yang lebih modern menggunakan pompa karet untuk menciptakan tekanan vakum tanpa perlu api, sehingga dianggap lebih praktis dan aman dari risiko luka bakar.
Mengenal Jenis-jenis Terapi Bekam: Kering vs Basah
Secara umum, terdapat dua jenis utama terapi bekam yang dipraktikkan:
Bekam Kering (Dry Cupping)
Pada metode bekam kering, cangkir yang telah divakumkan akan ditempelkan pada kulit dan didiamkan selama beberapa menit, biasanya sekitar 3-5 menit. Tidak ada proses penyayatan kulit dalam jenis bekam ini. Fokus utamanya adalah pada efek tarikan atau vakum untuk merangsang sirkulasi darah dan merelaksasi otot di area yang diterapi.
Bekam Basah (Wet Cupping)
Bekam basah melibatkan langkah tambahan setelah cangkir didiamkan beberapa saat seperti pada bekam kering. Setelah cangkir diangkat, terapis akan membuat sayatan-sayatan kecil pada permukaan kulit bekas bekam. Kemudian, cangkir dipasang kembali untuk mengeluarkan sejumlah kecil darah. Proses ini dipercaya dapat membantu mengeluarkan zat-zat yang tidak diinginkan dari tubuh. Setelah selesai, area tersebut akan dibersihkan, diolesi salep antibiotik jika perlu, dan ditutup perban steril untuk mencegah infeksi.
Kupas Tuntas Berbagai Manfaat Terapi Bekam bagi Kesehatan (Fokus Utama)
Banyak orang mencoba bekam karena tertarik dengan berbagai potensi manfaat yang ditawarkannya. Terapi ini sering digunakan sebagai pelengkap pengobatan medis konvensional untuk mengatasi berbagai keluhan. Beberapa potensi utama manfaat terapi bekam yang sering dilaporkan antara lain:
1. Meredakan Nyeri Otot dan Sendi
Salah satu manfaat bekam yang paling populer adalah kemampuannya dalam meredakan nyeri. Banyak orang merasakan perbaikan pada keluhan nyeri otot di leher, bahu, punggung, panggul, hingga kaki setelah menjalani terapi bekam. Efek ini diduga berkaitan dengan peningkatan aliran darah ke area yang sakit, membantu mengurangi ketegangan otot, dan meredakan peradangan. Kondisi seperti fibromyalgia dan radang sendi (arthritis) juga termasuk yang sering dicoba diatasi dengan bantuan bekam.
2. Mengatasi Sakit Kepala dan Migrain
Bagi Anda yang sering berjuang melawan sakit kepala atau migrain, terapi bekam mungkin bisa menjadi pilihan alternatif. Beberapa penelitian awal dan laporan anekdotal menunjukkan adanya manfaat bekam dalam mengurangi frekuensi dan intensitas sakit kepala. Hal ini kemungkinan terkait dengan efek relaksasi otot di area leher dan bahu, serta perbaikan sirkulasi darah ke kepala.
3. Menjaga Kesehatan Kardiovaskular
Ada klaim bahwa bekam dapat membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Misalnya, beberapa studi kecil mengindikasikan potensi manfaat terapi bekam dalam membantu menurunkan tekanan darah tinggi. Mekanismenya mungkin melibatkan efek relaksasi pada sistem saraf dan pelebaran pembuluh darah, meskipun masih perlu penelitian lebih lanjut untuk konfirmasi.
4. Membantu Mengatasi Kelainan Darah Ringan
Terapi bekam basah kadang dikaitkan dengan perbaikan kondisi darah, seperti anemia ringan. Stimulasi pada kulit dan pembuluh darah diharapkan dapat memicu respons tubuh yang positif. Namun, perlu dicatat, bekam justru tidak dianjurkan bagi penderita gangguan pembekuan darah seperti hemofilia.
5. Mendukung Kesehatan Kulit
Manfaat bekam juga merambah ke bidang dermatologi. Terapi ini dipercaya dapat membantu mengatasi masalah kulit seperti jerawat dan eksim. Peningkatan aliran darah lokal dan potensi efek detoksifikasi dianggap berkontribusi pada perbaikan kondisi kulit. Namun, efektivitasnya bisa bervariasi pada setiap individu.
6. Manfaat Bekam untuk Sistem Pernapasan
Beberapa praktisi menggunakan bekam untuk membantu mengatasi masalah pernapasan, seperti penyumbatan bronkus akibat asma atau alergi. Efek relaksasi pada otot-otot dada dan potensi anti-inflamasi lokal dianggap dapat membantu melegakan pernapasan.
8. Potensi Manfaat untuk Kesehatan Pencernaan
Gangguan pencernaan fungsional seperti Irritable Bowel Syndrome (IBS) juga disebut-sebut bisa mendapatkan manfaat terapi bekam. Pengaruhnya pada sistem saraf enterik (sistem saraf di saluran cerna) dan efek relaksasi umum diduga berperan dalam meredakan gejala.
9. Manfaat Lainnya
Selain poin-poin di atas, bekam juga dilaporkan dapat membantu kondisi lain seperti herpes zoster (cacar ular), carpal tunnel syndrome, varises, masalah kesuburan, serta mengurangi kecemasan dan depresi melalui efek relaksasinya.
Penting untuk diingat: Meskipun banyak klaim manfaat terapi bekam yang menarik, sebagian besar masih memerlukan bukti ilmiah yang lebih kuat dan penelitian berskala besar untuk memvalidasi efektivitas dan memahami mekanismenya secara mendalam.
Bagaimana Mekanisme di Balik Manfaat Terapi Bekam?
Meskipun belum sepenuhnya terungkap, para ahli percaya bahwa manfaat bekam berasal dari kombinasi beberapa mekanisme, antara lain:
- Melancarkan Peredaran Darah: Tekanan vakum melebarkan pembuluh darah kapiler di bawah kulit, meningkatkan aliran darah lokal, dan suplai oksigen ke jaringan.
- Merangsang Sistem Saraf: Tarikan pada kulit menstimulasi ujung-ujung saraf, yang dapat memblokir sinyal nyeri dan memicu pelepasan zat kimia alami tubuh yang bersifat menenangkan.
- Efek Anti-inflamasi dan Imunitas: Perlukaan kecil (pada bekam basah) atau peregangan jaringan dapat memicu respons peradangan lokal yang terkontrol, yang kemudian dapat merangsang sistem kekebalan tubuh.
- Relaksasi Jaringan Ikat dan Otot: Tarikan vakum membantu meregangkan jaringan ikat dan otot yang kaku, mengurangi ketegangan.
- Pengeluaran Zat Tertentu (Bekam Basah): Proses pengeluaran darah pada bekam basah secara tradisional dipercaya dapat membuang ‘toksin’ atau ‘darah kotor’, meskipun konsep ini sulit dibuktikan secara ilmiah modern.
Peringatan Penting dan Efek Samping Terapi Bekam
Meskipun menawarkan banyak potensi manfaat, penting untuk mengetahui bahwa terapi bekam tidak sepenuhnya bebas risiko. Secara umum, bekam dianggap cukup aman jika dilakukan oleh terapis yang kompeten pada orang yang tidak memiliki kontraindikasi.
Beberapa efek samping ringan yang mungkin terjadi selama atau setelah terapi meliputi:
- Memar atau perubahan warna kulit (lingkaran kemerahan atau keunguan), ini adalah efek yang paling umum dan biasanya hilang dalam beberapa hari hingga sekitar 10 hari.
- Nyeri ringan atau rasa tidak nyaman pada area bekam.
- Luka bakar ringan (risiko lebih tinggi pada metode tradisional dengan api jika tidak hati-hati).
- Rasa lelah atau pusing sesaat setelah terapi.
- Ketegangan otot sementara.
- Mual (jarang terjadi).
Lebih penting lagi, terapi bekam tidak dianjurkan untuk beberapa kelompok orang, termasuk:
- Ibu hamil.
- Anak-anak di bawah usia 4 tahun.
- Wanita yang sedang menstruasi (terutama bekam basah).
- Orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
- Penderita gangguan pembekuan darah (seperti hemofilia atau ITP).
- Orang dengan riwayat masalah kulit serius seperti eksim atau psoriasis pada area yang akan dibekam.
- Penderita epilepsi.
Selain itu, kebersihan alat bekam sangatlah krusial, terutama untuk bekam basah. Pastikan terapis menggunakan peralatan steril sekali pakai atau yang disterilkan dengan benar untuk mencegah risiko penularan infeksi serius seperti Hepatitis B, Hepatitis C, atau HIV.
Konsultasi Dokter: Langkah Bijak Sebelum Mencoba Terapi Bekam
Sebelum Anda memutuskan untuk mencoba terapi bekam, langkah yang paling bijak adalah berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter Anda. Ini sangat penting terutama jika Anda memiliki kondisi medis tertentu, sedang hamil, atau sedang menjalani pengobatan lain. Dokter dapat membantu mengevaluasi kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan, memberikan saran apakah bekam merupakan pilihan yang aman dan tepat untuk Anda, serta membantu mencegah potensi efek samping atau interaksi yang tidak diinginkan.
Kesimpulan: Menimbang Manfaat Terapi Bekam dengan Bijak
Terapi bekam menawarkan berbagai potensi manfaat yang menarik, terutama dalam meredakan nyeri dan memberikan efek relaksasi. Banyak orang telah merasakan dampak positif dari pengobatan alternatif ini. Namun, penting untuk memahami bahwa klaim manfaat terapi bekam sebagian besar masih memerlukan dukungan bukti ilmiah yang lebih kuat.
Pendekatan yang bijaksana adalah memandang bekam sebagai terapi komplementer (pelengkap), bukan pengganti pengobatan medis utama. Selalu prioritaskan keamanan dengan memilih terapis yang kompeten dan berlisensi, memastikan kebersihan alat, serta memahami potensi efek samping dan siapa saja yang sebaiknya tidak menjalani terapi ini. Langkah terpenting sebelum mencoba adalah berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan panduan yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Baca juga: Terapi Pijat Cedera: Panduan Lengkap Mempercepat Pemulihan dan Meredakan Nyeri

Tanya Jawab Singkat
Terapi bekam dipercaya memiliki beberapa manfaat utama, termasuk membantu meredakan nyeri otot dan sendi, mengurangi sakit kepala dan migrain, melancarkan peredaran darah, serta memberikan efek relaksasi yang dapat mengurangi stres dan kecemasan.
Terapi bekam umumnya tidak menyebabkan rasa sakit yang hebat, namun bisa menimbulkan sensasi tarikan kencang pada kulit atau sedikit rasa tidak nyaman. Efek samping yang paling umum adalah memar kemerahan di area bekam yang biasanya hilang dalam beberapa hari.
Bekam kering hanya menggunakan cangkir vakum yang ditempelkan pada kulit untuk merangsang area tersebut. Sementara itu, bekam basah melibatkan langkah tambahan berupa sayatan kecil pada kulit setelah bekam kering untuk mengeluarkan sejumlah kecil darah.
Terapi bekam tidak dianjurkan untuk ibu hamil, anak di bawah 4 tahun, orang yang mengonsumsi obat pengencer darah, penderita gangguan pembekuan darah (seperti hemofilia), penderita epilepsi, serta orang dengan kondisi kulit parah di area yang akan dibekam.
Meskipun telah digunakan selama ribuan tahun dan banyak laporan positif, sebagian besar manfaat terapi bekam masih memerlukan lebih banyak penelitian ilmiah berskala besar untuk membuktikan efektivitasnya secara pasti dan memahami mekanismenya secara mendalam.